THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 07 Juni 2012

sistem pendidikan di Indonesia

Kita sebagai orang tua seringkali mengikutkan anak kita berbagai macam les tambahan di luar sekolah seperti les matematika, les bahasa inggris, les fisika dan lain-lain. Saya yakin hal ini kita dilakukan untuk mendukung anak agar tidak tertinggal atau menjadi yang unggul di sekolah. Bahkan, terkadang ide awal mengikuti les tersebut tidak datang dari si anak, namun datang dari kita sebagai orang tua. Benar tidak?
Memang, saat ini kita menganggap tidak cukup jika anak kita hanya belajar di sekolah saja, sehingga kita mengikutkan anak kita bermacam-macam les. Kita ingin anak kita pintar berhitung, kita ingin anak kita mahir berbahasa inggris, kita juga ingin anak kita jago fisika dan lain sebagainya. Dengan begitu, anak memiliki kemampuan kognitif yang baik.
Ini tiada lain karena, pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah juga menuntut untuk memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognisi. Dengan pemahaman seperti itu, sebenarnya ada hal lain dari anak yang tak kalah penting yang tanpa kita sadari telah terabaikan. Apa itu? Yaitu memberikan pendidikan karakter pada anak didik. Saya mengatakan hal ini bukan berarti pendidikan kognitif tidak penting, bukan seperti itu!
Maksud saya, pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan, atau seorang guru justru tidak prihatin melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan kesempatan belajar di sekolah. Itu adalah bukti tidak adanya keseimbangan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.
Ada sebuah kata bijak mengatakan, ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik. Lalu apa sih pendidikan karaker itu?
Jadi, Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Saya mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster. Pertama, pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut. Kedua, adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru. Ketiga, adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar. Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.
Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik.
Berpijak pada empat ciri dasar pendidikan karakter di atas, kita bisa menerapkannya dalam pola pendidikan yang diberikan pada anak didik. Misalanya, memberikan pemahaman sampai mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mensupport anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anak didik akan arti keajekan dan bertanggungjawab dan berkomitmen atas pilihannya. Kalau menurut saya, sebenarnya yang terpenting bukan pilihannnya, namun kemampuan memilih kita dan pertanggungjawaban kita terhadap pilihan kita tersebut, yakni dengan cara berkomitmen pada pilihan tersebut.
Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.

Sejarah SMAN 1 Tarakan (Sekulaahku)


SMAN 1 Tarakan atau sering disebut SMANSATA oleh sebagian besar siswa adalah SMA tertua di Tarakan yang didirikan pada 1 Agustus 1965 berdasarkan SK Kepala Dirpu No.18/Dirpu/1965 tanggal 30 Juli 1965. Dalam usianya yang matang itu, SMAN 1 Tarakan telah menghasilkan ribuan lulusan yang telah berhasil.
Sehubungan dengan perkembangan sosial ekonomi serta IPTEK dan TIK yang terjadi di Indonesia, SMAN 1 Tarakan telah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang dikenal sebagai Kurikulum 2004 . Meskipun SMAN 1 Tarakan tidak secara formal ditunjuk sebagai pilot project penerapan KBK, kami telah menerapkannya sejak tahun pelajaran 2002/2003. Kemudian sejak tahun pelajaran 2006/2007 SMA Negeri 1 Tarakan menerapkan KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ). Dan mulai tahun pelajaran 2007/2008, SMA Negeri 1 Tarakan menerapkan program rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ( SBI ). Hal ini didukung oleh komitmen guru dan staf untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada siswa dalam mengantarkan mereka untuk mencapai predikat SDM yang berkualitas yang siap bersaing di era globalisasi. Untuk itu, SMAN 1 Tarakan didukung oleh 59 orang guru dan 23 orang staf administrasi termasuk keamanan dan petugas kebersihan, dibantu oleh Komite Sekolah, dan dilengkapi dengan fasilitas yang cukup sesuai dengan perkembangan IPTEK dan TIK.
Sejak tahun pelajaran 2004/2005 sampai dengan tahun pelajaran 2005/2006, sebagai hasil implementasi KBK, kami menigikutsertakan siswa kami dalam UNAS dengan model KBK. Dengan diterapkannya KTSP, maka mulai tahun pelajaran 2006/2007, siswa mengikuti UN dengan model KTSP. Keberhasilan siswa dalam mengikuti UN setiap tahun menunjukkan hasil yang memuaskan.
Untuk meningkatkan mutu lulusan yang memiliki keseimbangan 3 aspek kecerdasan, mulai tahun pelajaran 2005 / 2006 SMAN 1 menerapkan program Full Day School yang dilaksanakan secara bertahap. Program ini terus dikembangkan setiap tahun, yang pada akhirnya mulai tahun pelajaran 2008/2009, seluruh siswa dari kelas X sampai dengan kelas XI dapat mengikuti program ini. Mudah-mudahan program ini dapat berjalan dengan baik.
Dari tahun ke tahun, SMAN 1 Tarakan dapat berkompetisi tidak hanya di tingkat daerah tetapi juga di tingkat nasional. Hal ini dapat dilihat dari prestasi sekolah dalam Olimpiade Sains dan lomba akademik lainnya. Selama 7 tahun terakhir ini, siswa SMAN 1 Tarakan dapat masuk di level Nasional untuk Olimpiade Sains tersebut; Lopo (2002) dan I Gusti Ngurah Willy (2004) untuk Fisika , Yudha Agung Pribadi (2003) untuk Matematika, Fadli Wilihendarwo ( 2005 ) untuk Astronomi dan Kasman ( 2005 ) untuk Biologi, meskipun belum berhasil untuk menjadi pemenang di level ini.
Mulai tahun pelajaran 2004/2005, kami menerapkan bimbingan yang lebih intensif bagi siswa-siswa yang berbakat. Melalui bimbingan yang lebih intensif ini, siswa SMA Negeri 1 Tarakan berhasil meraih juara I tingkat provinsi dalam Lomba Pidato Bahasa Inggris yaitu Touner Gerald Parapat (2005) dan Pricilia (2007) serta juara I tingkat provinsi dalam Lomba Membaca Berita dalam Bahasa Inggris yang juga diraih oleh Touner Gerald Parapat pada tahun 2005. Kedua kegiatan ini dilaksanakan oleh Universitas Mulawarman. Masih pada tahun yang sama ( 2005 ), tim SMAN 1 yang terdiri atas Touner Gerald Prapat, Fadli Wilihendarwo dan Ani Pissa berhasil meraih juara I Debat Bahasa Inggris tingkat Kalimantan. Pada tahun pelajaran 2006/2007, Sari Damayanti berhasil meraih juara I tingkat nasional untuk Lomba Menulis Essai tentang HAM yang diadakan oleh Universitas Indonesia, pada tahun yang sama Erna Herawati dkk berhasil dalam LPIR tingkat nasional dengan meraih juara harapan 1 dan pada tahun pelajaran 2007/2008 Setiawan dan Januarina berhasil meraih juara I tingkat nasional dalam Smart Contest Matematika. Diharapkan hal ini akan mendorong adanya prestasi akademik lainnya di tahun-tahun mendatang.
Prestasi lain yang diraih SMAN1 adalah dalam pemilihan Siswa Berprestasi tingkat provinsi. Dua siswa SMAN1 Fadli Wilihendarwo berhasil meraih peringkat I dan Vita Rahayu berhasil meraih peringkat III. Prestasi ini diraih pada tahun 2005. Diharapkan sederet prestasi ini akan mendorong adanya prestasi akademik lainnya di tahun-tahun mendatang.
Di samping prestasi akademik, SMAN 1 Tarakan juga mempunyai prestasi di bidang olah raga; antara lain, pada tahun 2004, salah satu siswa kami yang bernama Patricia Mursyid dikirim ke Thailand sebagai salah satu perwakilan Indonesia dalam Kejuaraan Basket Asia. Kontribusinya dalam tim telah berhasil mengantarkan tim tersebut meraih peringkat ke-5 dalam kejuaraan tersebut. Hal yang sama dilakukan oleh Queen Jales di bidang atletik yang berhasil menyumbangkan medal emas untuk Tarakan pada kejurnas tahun 2008. Sedangkan di bidang Paskibra ,pada tahun 2005, Veronica berhasil terpilih sebagai anggota Tim Paskibra Nasional dan Benazir sebagai anggota Tim Paskibra Provinsi, setelah Yoanita ( tingkat nasional ) di tahun 2003.
SMAN 1 Tarakan tidak hanya memperhatikan kecerdasan inteligen para siswanya, namun juga kecerdasan emosi dan spiritual. Oleh sebab itu dalam tahun pelajaran 2004 / 2005, setelah menyelesaikan ujian semester pertama, seluruh siswa mengikuti pelatihan ESQ di sekolah. Dengan melaksanakan kegiatan ini diharapkan lulusan SMAN 1 Tarakan tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga cerdas secara emosi dan spiritual. Untuk itu, sekolah memprogramkan pelatihan ini sebagai kegiatan rutin pada setiap Masa Orientasi Siswa Baru di awal tahun pelajaran. Dan mulai tahun pelajaran 2006/2007 kegiatan serupa dialihkan pada saat menjelang UN yang disebut Malam Muhasabah.
Profesionalisme sebagai tuntutan perkembangan jaman yang kian maju tidak dapat dihindari. Karena itu, SMAN 1 Tarakan berusaha dengan berbagai upaya yang tak kenal lelah dengan melaksanakan berbagai kegiatan secara profesional. Pada tahun 2005, guru SMAN 1 yaitu Arinda Susanti, S.Pd berhasil terpilih untuk mengikuti pemilihan Guru Berprestasi tingkat Provinsi dan Ranti Jumiarni, S.Pd. berhasil meraih peringkat VI dalam Diklat MMAS tingkat nasional yang dilaksanakan di Bogor dan peringkat II terbaik dalam Lokakarya Apresda tingkat nasional yang juga diadakan di Bogor. Pada tahun 2007 2 guru SMA Negeri 1 kembali mengukir prestasi, yaitu Mariana, S.Pd sebagai Fasilitator ICT tingkat nasional dan Hetiniah, S.Pd. sebagai Guru Berprestasi tingkat provinsi di peringkat IV. Dan pada tahun 2008, Hj. Arinda Susanti, S.Pd. berhasil meraih prestasi yang sangat membanggakan, yaitu Endeavour Excecutive Award dari Pemerintah Australia , dan pada tahun yang sama pula kembali Mariana , S.Pd meraih prestasi di peringkat ke IV sebagai guru berprestasi di tingkat provinsi.
Dalam upaya peningkatan mutu layanan pembelajaran, sejumlah guru berupaya melakukan berbagai inovasi. Pada tahun pelajaran 2006/2007 tercatat bahwa 82,01 % guru telah melakukan inovasi dalam berbagai bentuk; (1) buku pelajaran yang digunakan dalam skala provinsi, (2) diktat mata pelajaran, (3) PTK, (4) WEB mata pelajaran ; dan (5) materi ajar berbasis ICT dalam bentuk power point, dan inovasi ini meningkat di tahun pelajaran 2007/2008. Kedua bentuk inovasi terakhir tersebut adalah upaya mendukung program sekolah yang mengarah pada ICT Based School. ICT Based School ini juga didukung dengan adanya fasilitas simseko akademis dan perpustakaan serta PAS.
Upaya peningkatan mutu dilaksanakan tidak hanya untuk siswa tetapi juga untuk para guru seperti pelatihan Bahasa Inggris dan komputer untuk guru dan staf. Hal ini tentunya seiring dengan keinginan Walikota Tarakan untuk membuat semua guru dan staf pemerintahan dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan dapat mengaplikasikan perkembangan teknologi serta dalam rangka memenuhi standar mutu SBI yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2007/2008. Disamping mengikutsertakan guru dalam diklat yang dilaksanakan di tingkat kota, provinsi maupun nasional, pada tahun 2005 upaya peningkatan profesionalisme guru lebih diintensifkan dengan pelaksanaan Diklat Guru Matematika yang dilaksanakan bekerjasama dengan P3G Matematika Yogyakarta dan Workshop Bahasa Inggris ( 2005 dan 2006 ) bekerjasama dengan KGRE Australia. Kedua kegiatan ini dilaksanakan sebagai gabungan dari SMAN1, SMAN2, SMAN3 dan SMA Katolik., kecuali untuk Workshop Guru Bahasa Inggris pada tahun 2006 dilaksanakan oleh SMA Negeri 1 sendiri. SMAN1 Tarakan juga dipercaya untuk melaksanakan IHT yang langsung ditunjuk oleh Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, yaitu IHT KBK pada tahun 2005 dan IHT TIK pada tahun 2006, serta sejumlah workshop peningkatan mutu di tahun pelajaran 2007/2008.
SMAN 1 Tarakan juga telah memiliki situs sendiri karya siswa dalam tim website yang merupakan salah satu ekskul di SMA Negeri 1 Tarakan ini. Dan Alhamdulillah, WEB SMA Negeri 1 Tarakan ini berhasil meraih 16 besar nasional dalam Lomba WEB Design pada tahun 2006. Situs SMA Negeri 1 adalah www.sman1-trk.com . Disamping situs ini, untuk meningkatkan layanan informasi kepada masyarakat, SMA Negeri 1 Tarakan juga memfasilitasinya dengan Anjungan Informasi Sekolah. Dengan adanya fasilitas layanan informasi ini diharapkan profesionalisme semakin terpacu di lingkungan SMAN 1 Tarakan.