Tugas Analisis Kurikulum (UTS 1)
Perkembangan kurikulum di Indonesia
Perkembangan kurikulum diindonesia mengalami beberapa kali perubahan. Yaitu mulai dari kurikulum tradisional atau biasa disebut dengan matematika tradisional,matematika modern,kurikulum matematika 1984,kurikulum matematika 1994, kurikulum 2004 atau yang biasa disebut dengan kurikulum berbasis kompetensi,dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
1. Matematika Tradisional
Indonesia merupakan Negara yang pernah mengalami penjajahan. Tentunya hal ini membuat system pendidikan menjadi terganggu. Oleh sebab itu, pemerintah bangkit dan memperbaiki system pendidikan di Indonesia setelah Indonesia merdeka. Matematika pada kala itu merupakan mata pelajaran yang wajib bagi siswa, dan merupakan ilmu hitung dan berhitung. Urutan-urutan materi seolah-olah telah menjadi konsensus masyarakat. Karena seolah-olah sudah menjadi konsensus maka ketika urutan dirubah sedikit saja protes dan penentangan dari masyarakat begitu kuat. Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya. Pada setiap kurikulum pasti memiliki karakteristik, begitu pula dengan matematika tradisional, memiliki karakteristik tersendiri, yaitu pembelajaran lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan seterusnya. Pada saat matematika tradisonal Urutan operasi hitungnya adalah kali, bagi, tambah dan kurang. Maksudnya bila ada soal dengan menggunakan operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun letaknya baru kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Urutan operasi ini mulai tahun 1974 sudah tidak dipandang kuat lagi banyak kasus yang dapat digunakan untuk menunjukkan kelemahan urutan tersebut. Sebagai contoh di bawah ini merupakan penerapan kurikulum matematika tradisional. Ketika ada soal berbunyi 21:7 jawaban dari soal di atas adalah 3. Namun hasilnya akan berbeda ketika kita mengganti menjadi 9+7:7, berdasarkan urutan operasi yaitu bagi terlebih dahulu dikerjakan kemudian operasi penjumlahan. Ketika urutan itu digunakan maka hasilnnya akan menjadi 10. Perbedaan inilah yang menjadi dasar mengapa urutan tersebut tidak tepat.
Sementara itu cabang matematka yang diberikan di sekolah menengah pertama adalah aljabar dan Ilmu ukur (geometri) bidang. Geometri ini diajarkan secara terpisah dengan geometri ruang selama tiga tahun. Sedangkan yang diberikan di sekolah menengah atas adalah aljabar, geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik bidang. Geometri ruang tidak diajarkan serempak dengan geometri ruang, geomerti lukis adalah ilmu yang kurang banyak diperlukan dalam kehidupan sehingga menjadi abstrak dikalangan siswa.
2. Matematika Modern
Perkembangan kurikulum matematika modern diawali dengan adanya kurikulum 1975. Model pembelajaran matematika modern muncul karena adanya kemajuan tekhnologi. Ciri khas dari kurikulum matematika modern adalah bahwa belajar matematika harus berlandaskan belajar bermakna dan berpengertian (W. Brownel). Hal ini juga di dukung dengan teori Gestalt yang mengatakan bahwa metode menghafal atau drill merupakan metode yang sesuai, dengan catatan jika metode ini diterapkan setelah tertanam pengertian pada siswa. Berdasarkan pada dua hal di atas, sangat memengaruhi perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia. Sehingga berbagai kelemahan seolah Nampak jelas, pembelajaran kurang menekankan pada pengertian,kurang adanya kontinuitas,kurang merangsang anak untuk ingin tahu,dan lain sebagainya. Ditambah dengan adanya kemajuan tekhnologi. Sehingga pada akhirnya pemerintah merancang program pembelajaran yang mampu menutupi kelemahan-kelemahan tersebut. Sehingga muncullah kurikulum 1975, dimana matematika memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah himpunan, statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno, penulisan lambang bilangan non desimal.
b. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian dari pada hafalan dan ketrampilan berhitung.
c. Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinu.
d. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur.
e. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen.
f. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.
g. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.
h. Metode pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan masalah dan teknik diskusi.
i. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.
3. Kurikulum Matematika 1984
Tahun 1980-an merupakan gerakan revolusi matematika kedua. Walaupun tidak seheboh pada revolusi matematika pertama atau matematika modern. Penyebab revolusi ini diawali dengan adanya kekhawatiran Negara maju dengan pengajaran matematika mereka yang didukung dengan adanya tekhnologi seperti kalkulator dan komputer. Dengan adanya perkembangan tekhnologi di Negara maju tersebut, berpengaruh terhadap perkembangan kurikulum matematika di Indonesia . di dalam negeri di tahun 1984, pemerintah membuat kurikulum baru, yaitu kurikulum 1984. Alasan pemerintah membuat kurikulum tersebut karena adanya sarat materi,perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi tekhnologi,adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah, serta kebutuhan lapangan dipihak lain. Sehingga dengan adanya beberapa problema seperti itu, maka Cara Belajar Siswa Aktif ditekankan pada kurikulum 1984 tersebut. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari kurikulum 1984. Dalam kurikulum ini siswa siswi yang berada pada tingkat sekolh dasar diberikan materi Aritmetika Sosial sementara yang berada di sekolah atas diberikan pelajaran berupa komputer. Hal lain yang menjadi perhatian dalam kurikulum tersebut, adalah bahan bahan baru yang sesuai dengan tuntutan di lapangan, permainan geometri yang mampu mengaktifkan siswa juga disajikan dalam kurikulum ini.
Sementara itu langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil adalah melakukan hal-hal sebagai berikut;
a. Guru supaya meningkatkan profesinalisme
b. Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan computer
c. Sinkronisasi dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan
d. Pengevaluasian hasil pembelajaran
e. Prinsip CBSA di pelihara terus
4. Kurikulum Matematika 1994
Matematika merupakan kegiatan yang sangat popular di tahun 90-an. Dimana pada saat itu sering dilaksanakan olimpiade matematika. Dalam kurikulum 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakteristik. Struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian tekhnologi seperti computer semakin mendalam, model pembelajaran matematika kehidupan ditampilkan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika pada kurikulum ini menomorsatukan tekstual materi namun tidak melupakan konsep kontekstual yang berkaitan dengan materi, banyak soa cerita disajikan dengan tampilan yang lebih menarik dan mengasah anak.
5. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum 2004 dirancang dan dikeluarkan oleh pemerintah karena pola-pola lama bahwa guru menerangkan konsep, guru memberikan contoh, murid secara individual mengerjakan latihan, murid mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah hanya kegiatan rutin saja disekolah, sementara bagaimana keragaman pikiran siswa dan kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasannya kurang menjadi perhatian. Oleh karena itu kemapuan siswa untuk mengkomunikasikan kelebihannya menjadi terbatas, dan membuat anak enggan mengasah kreativitasnya. Oleh karena itu dikeluarkanlah kurikulum 2004 atau yang dikenal dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dimana ciri khas dari kurikulum ini yaitu terdapat tiga aspek yang menjadi penilaian. Yaitu aspek kognitif,avektif,dan psikomotor. Dimana kognitif adalah penilaian terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, avektif yaitu bagaimana tingkah laku siswa dan psikomotor yaiu penerapannya terhadap hasil dari pengetahuannya tersebut. Tujuan dikeluarkannya KBK oleh pemerintah yaitu:
a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi
b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
Mengembangkan kewmapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memiliki syarat yang dijadikan prinsip menurut(BSNP, 2006: 5 – 7), yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat. kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengembangan kurikulum ktsp ini juga memiliki pilar-pilar yang harus dipenuhi sesuai dengan tujuan dari kurikulum tersebut. Dimana keenam pilar itu adalah Learning to Know, Learning to Do ,Learning to Be,Learning to Live Together ,Learn How to Learn ,Learning Throughout Life.
Selain itu terdapat pula, dan terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, Beragam dan terpadu, Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan berkesinambungan. Belajar sepanjang hayat Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Matematika sekolah merupakan matematika yang diterapkan di sekolah yang memiliki tujuan untuk memahami,menggunakan,memecahkan,mengkomunikasikan, dan memiliki sikap memahami terhadap matematika. Dalam pmbelajaran matematika ada cara belajar, yaitu deduktif, dan induktif. Dalam matematika di sekolah memiliki dan mengikuti SK dan KD serta SKL yang dapat memudahkan siswa.
Sebagai guru kita harus dapat membuat silabus dan rancangan pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar, sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Dakir, H. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hudojo, Herman. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.
http://wikipedia.org/wiki/kurikulum_tingkat-satuan_pendidikan (diakses tanggal 24 Maret 2012)
Senin, 26 Maret 2012
Diposting oleh ratihpenyayangmonyet di 21.10 0 komentar
Rabu, 14 Maret 2012
Lingga
Semua murid terpana melihat makhluk cantik yang berdiri di hadapan mereka. Makhluk itu adalah murid baru di kelas XII IPA 2. Dari sekian banyak murid yang terpana itu, hanya satu dari mereka yang tidak peduli dengan kehadiran makhluk itu. Siswa itu adalah Pralingga. Dia memang tidak pernah tertarik dengan hal-hal yang terjadi di dalam kelasnya. Dia merupakan murid kutu buku dan jarang bergaul dengan teman-temannya. Hal ini Lingga lakukan karena merasa jera dengan teman-temannya dulu ketika Lingga bersekolah di Sekolah Dasar dulu. Saat itu terjadi peristiwa yang sangat pahit yang menerpa hidupnya. Lingga tidak menyangka jika hal itu dapat terjadi pada dirinya. Ketika itu Lingga memiliki seorang sahabat yang bernama Rara. Lingga dan Rara bersahabat sejak SD. Lingga selalu bersama Rara. Setiap orang yang kenal dengan mereka tidak heran jika melihat dimana ada Rara disitu juga ada Lingga. Mereka merupakan sahabat yang sangat akrab. Jalinan persahabatan mereka putus ketika kecelakaan terjadi pada diri Lingga. Kejadian itu terjadi 8 tahun yang lalu, dimana saat itu Lingga berada di kelas III SD. Saat itu Lingga dan Rara pulang sekolah bersama, hal ini memang sering mereka lakukan. Seperti biasa Lingga menggandeng tangan Rara, hal ini Lingga lakukan karena dia ingin melindungi sahabat yang dia sayangi. Ketika itu Rara merasa haus dan meminta Lingga untuk membelikannya es. Lingga menerima permintaan Rara. Lingga dan Rara akhirnya memutuskan untuk membeli es di warung Bi Yun yang berada di seberang jalan,warung yang memang biasa mereka singgahi jika mereka lelah. Ketika Rara melepaskan tangannya dari gandengan tangan Lingga, Rara segera berlari ke seberang untuk membeli es. Namun, dari jarak tidak jauh ada sebuah mobil yang melaju sangat cepat, Rara yang ketakutan berdiri diam. Lingga yang melihat Rara langsung mendorong Rara. Hal itu membuat Rara selamat, tapi tidak dengan Lingga, salah satu kaki Lingga terjepit ban mobil tersebut. Warga yang melihat kejadian itu, segera menolong mereka dan meminta pertanggung jawaban kepada si pengendara. Lingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan segera di operasi karena keadaan kaki Lingga tak dapat ditolong lagi. Atas persetujuan, akhirnya Lingga dioperasi. Kecelakaan itu membuat Lingga cacat, dia hanya bisa berjalan dengan satu kaki karena Lingga harus kehilangan kaki kanan miliknya. Semenjak Lingga menjalani masa perawatan, ia tidak pernah sama sekali melihat Rara. Menurut cerita Ibunya, Rara dan keluarganya pindah ke Bogor karena Ayahnya mendapat tugas dinas di sana. Lingga sangat sedih mendengar cerita itu, hari-hari yang dijalaninya terasa hampa tanpa Rara. Sekarang dia pulang sekolah sendiri tanpa ada seorang sahabat disampingnya.
Ada satu hal yang baru diketahui Lingga setelah dua minggu Rara pergi. Lingga mendengar kabar ini dari salah seorang tetangganya yang mendengar ucapan Ayah Rara saat mereka ingin pindah ke Bogor. Pak Buni, tetangga Lingga mengatakan jika kepergian Rara ke Bogor itu bukan karena Pak Gorge mendapat tugas di sana, melainkan karena tidak mau anaknya berteman dengan Lingga. Mendengar itu, hati Lingga sangat sakit, dia tidak menyangka orang tua sahabatnya itu berfikiran negative padanya. Tetapi Lingga tidak pernah membenci Rara dan keluarganya.
Kehidupan Lingga menjadi sepi dan tidak bahagia semenjak Rara pindah, hal yang dilakukan Lingga setiap hari hanya membaca buku di kamar dan hanya keluar jika butuh sesuatu. Lingga malu untuk keluar rumah dengan keadaannya yang memakai kursi roda. Lingga malu dengan orang-orang sekitarnya. Begitu pula di sekolah, Lingga hanya diam di kelas dan menjadi pendiam. Lingga jarang bahkan tidak pernah bicara jika temannya tidak mengajaknya bicara duluan. Lingga hanya berbicara jika tidak mengerti dengan pelajaran yang dijelaskan dan menjawab soal yang diberikan oleh Ibu Guru. Meskipun memiliki sifat yang berubah kaku seperti itu, Lingga termasuk murid pandai, dia selalu menjadi juara kelas.
“Anak-anak perkenalkan ini Rara, dia murid baru pindahan dari SMA Negeri 1 Bogor, Rara silahkan duduk di sebelah sana”. Ibu guru Cantika menyuruh Rara duduk di sebelah Lingga. Sebelah bangku Lingga memang selalu kosong, tidak ada seorang murid yang mau duduk dengannya karena sikap Lingga yang dingin dan cuek.
Diposting oleh ratihpenyayangmonyet di 23.03 1 komentar
Label: cerpen