THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 08 Mei 2012

RAGAM KESULITAN BELAJAR

Dalam kehidupan terdapat perbedaan atau biasa disebut dengan ragam. Begitu pula dalam dunia pendidikan. Sebagai seorang pendidik. Kita wajib mengetahui apa saja keragaman yang terdapat dalam diri peserta didik kita. Yuk mari kita bersama-sama membahasnya:
Kali ini saya akan membahas mengenai ragam kesulitan belajar. Terdapat beberapa kesulitan belajar dalam diri peserta didik, antara lain:
1. Kesulitan Membaca.
Misalkan ada kasus yang dialami oleh seorang anak kelas satu SD bernama Sarah. Sarah adalah seorang anak yang mempunyai kesulitan dalam membaca. Guru sekolahnya sempat mengeluhkan hal itu kepada orang tuanya, namun pada saat itu tidak mendapat tanggapan yang baik dari orang tua Sarah, alasannya sangat simple saja. karena Sarah masih kecil (TK) jadi wajar saja jika ia belum dapat membaca.
Sekarang setelah Sarah duduk dibangku kelas Satu Sekolah Dasar, barulah semua menjadi musuh bagi gurunya,lebih-lebih orang tua Sarah. Mereka merasa Sarah sangat bodoh sekali karena membaca nama saja tidak mampu. Kemampuan membaca Sarah tentu saja sangat berbeda jauh dengan teman-temannya yang mampu membaca dengan baik, meskipun masih dalam beberapa kata.
Sang guru di sekolah pun juga pusing dibuatnya. Meskipun ia sudah berusaha membacakannya, namun tetap saja hasilnya berbeda dengan teman-teman yang telah lancer membaca. Belum genap 30 menit belajar. Sarah sudah banyak mengeluh. Capek,pusing,lapar, dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja sangat mengganggunya saat menjalani proses belajar.
Orang tua Sarah sudah semaksimal mungkin membantu Sarah agar mampu belajar membaca, namun ketika sore ini belajar dan esok harinya ditanya. Ia sudah lupa terhadap apa yang diajarkan terhadapnya. Apakah Sarah dikatakan tidak normal? Lantas bagaimanakah solusi yang tepat untuk membantu sarah?
&&&
Membaca merupakan dasar utama untuk memperoleh kemampuan belajar diberbagai bidang. Melalui membaca seseorang dapat membuka cakrawala dunia, mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini baik di dalam maupun luar tanah air.
Berbeda dengan menulis dan menghitung. Membaca merupakan suatu proses yang kompleks dengan melibatkan kedua belahan otak. Seseorang yang mengalami kesulitan membaca akan kesulitan untuk memaknai symbol,huruf,dan angka, hal itu tentu akan memberi pengaruh saat anak membaca pemahaman.
Disleksia merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang terjadi selama rentang hidup. Disleksia dianggap suatu efek yang disebabkan karena gangguan dalam asosiasi daya ingat dan pemrosesan sentral yang disebut kesulitan membaca primer. Untuk dapat membaca secara automatis anak harus melalui pendidikan dan intelegensi yang normal tanpa adanya gangguan sensoris. Biasanya kesulitan ini baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa tahun. Beberapa factor yang menyebabkan seorang anak mengalami disleksia:
a. Keturunan atau factor genetic yang didahului disfasia.
b. Pengaruh hormonal prenatal seperti testosterone.
c. Gangguan migrasi neuron.
d. Kerusakan akibat hipoksi-iskemik saat perinatal di daerah temporo-oksipital.
Adapun ciri-ciri anak yang mengalami disleksia adalah sebagai berikut:
a. Inakurasi dalam membaca, seperti membaca lambat kata demi kata jiak dibandingkan dengan anak seusianya, intonasi suara turun naik tidak teratur.
b. Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan proposional.
c. Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata, misalnya antara kuda dengan daku, palu dengan lupa,huruf b dengan d, p dengan q, dan lain-lain.
d. Kacau terhadap kata yang hanya sedikit perbedaannya. Misalnya bau dengan buah, rusa dengan lusa, dan lain-lain.
e. Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa.
f. Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca, dalam arti anak tidak mengerti isi cerita yang dibaca.
g. Kesulitan dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata.
h. Sulit menyuarakan satuan bunyi dan memadukannya menjadi sebuah kata.
i. Sulit mengeja secara benar. Bahkan mungkin anak akan mengeja satu kata dengan bermacam ucapan.
j. Membaca satu kata dengan benar disatu halaman, tapi salah dihalaman lain.
k. Sering terbalik dalam menuliskan atau mengucapkan kata. Misal, “Kucing duduk di atas kursi” menjadi “kursi duduk di atas kucing”
l. Rancu dengan kata-kata yang singkat. Misalnyake,dari,dan,jadi.
m. Lupa meletakkan titik dan tanda-tanda baca lainnya.
Berikut adalah klasifikasi disleksia:
• Disleksia Diseidetis atau Visual
Disleksia jenis ini disebabkan oleh adanya gangguan fungsi otak dibagian belakang yang dapat menimbulkan gangguan persepsi visual dan memori visual. Sebagai contoh, ana kesulitan membaca atau menulis huruf yang bentuknya mirip sehingga anak sering terbalik. Huruf ‘m’ dan ‘w’ ‘u’ dan ‘n’ dan sebagainya.

• Disleksia Verbal atau Linguistik
Sering dijumpai dan dilatarbelakangi disfasia pada masa sekolah, ini disebut disleksia verbal atau linguistic yang ditandai dengan kesukaran dalam diskriminasi atau persepsi auditoris sehingga anak sulit dalam mengeja dan menemukan kata atau kalimat.
• Disleksia Auditori.
Terjadi akibat gangguan dalam koneksi visual-aditif, sehingga membaca terganggu atau lambat. Dalam hal ini, bahasa verbal dan persepsi visualnya baik.
Bentuk-bentuk kesulitan membaca anak disleksia antara lain:
 Menambahkan huruf dalam suku kata (addition).
Misalnya batu menjadi baltu.
Buku menjadi bukuku.
Tulis menjadi menulis.
 Menghilangkan huruf dalam suku kata (omission).
Misalnya baskom menjadi bakom.
Kamar menjadi kama
Tenaga menjadi tega
 Membalikkan bentuk huruf,kata,atau angka dengan arah terbalik kiri kanan (inversion).
Misalnya duduk menjadi bubuk
Lupa menjadi palu
3 menjadi ɛ
 Membalikkan bentuk huruf,kata atau angka dengan arah terbalik atas bawah (reversall).
Misalnya mama menjadi wawa
Nana menjadi uaua
2 menjadi 5
6 menjadi 9
 Mengganti huruf atau angka (subtitusi).
Misalnya Mana menjadi mama
Lupa menjadi luga
3 menjadi 8.
Selain mempunyai kekurangan dalam kesulitan membaca, seseorang yang mengalami gangguan belajar membaca terkadang mempunyai kelebihan. Seperti dalam bidang music,seni grafis, dan aktifitas-aktifitas grafis lainnya. Anak-anak dengan disleksia menggunakan cara berfikir dengan menggunakan gambar, tidak dengan huruf,angka,symbol, bahkan kalimat. Mereka juga baik dalam menghafal dan mengingat informasi. Kesulitan mereka adalah bagaimana menyatukan informasi-informasi yang ada dan mengolah informasi tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk anak yang mengalami gangguan seperti disleksia adalah sebagai berikut:
 Memahami Kondisi anak.
Sebagai orang tua ataupun guru sebaiknya kita tidak membandingkan anak-anak berkesulitan belajar dengan yang lain. Hal ini dapat membuat anak tersebut juga orang tuanya sendiri menjadi stress. Jangan juga memberikan latihan atau tugas yang berat. Bisa dimulai dengan menulis yang singkat atau pendek saja.

 Menulis memakai media lain.
Anak dengan disleksia bukan berarti tidak pandai. Mereka hanya tidak bisa menulis dengan baik dalam kertas (buku). Oleh karena itu tidak ada salahnya mengganti dengan media lain seperti notebook,computer, mesin ketik dan sebagainya.
 Membangun rasa percaya diri pada anak.
Sebagai orang tua maupun guru jangan pernah anda menyepelekan anak dengan kesulitan belajar. Hal ini dapat membuat mereka merasa rendah diri dan frustasi. Ada baiknya kita memberikan pujian yang wajar atas usaha yang dilakukannya dalam belajar. Hal ini akan memacu semangatnya untuk belajar dan terus berusaha.
 Melatih anak untuk terus menulis dan menulis.
Berilah anak latihan menulis secara berkala dimulai dari tingkat kesulitan yang rendah hingga akhirnya dapat menulis dengan baik. Kita bisa memberi tugas yang membuatnya menarik untuk melakukan. Untuk menghindari kejenuhan, kita bisa memintanya untuk membuat gambar disetiap paragraph dalam tulisannya.
Untuk merangsang otak anak dalam membaca dan mendekatkan pada kesenangan membaca hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Bacakan dongeng sebelum tidur ataupun cerita diwaktu senggang.
- Ajak anak ke toko buku.
- Ajarkan membaca, meski perlahan tapi pasti (walaupun hanya satu kalimat).
- Ciptakan suasana yang menyenangkan saat mengajari membaca.

Nah untuk yang kesulitan menulis dan menghitung, kita pending dulu yah….

0 komentar: