THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 23 April 2012

Setiap anak adalah individu yang unik. Mereka dikatakan unik karena mereka berbeda-beda atau tidak sama. Ada beberapa anak yang cepat menangkap apa yang dijelaskan, tetapi ada pula yang lambat serta sangat lambat. Mereka memiliki alur perkembangan yang berbeda satu sama lain. Inilah yang dinamakan proses keseimbangan kehidupan. Kesulitan belajar pada anak atau sering disebut learning disordes sangat erat kaitannya dengan pencapaian hasil akademik juga aktivitas sehari-hari. A. Makna Kesulitan Belajar. Dalam kurikulum pendidikan dijelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “Learning Disability” yang berarti ketidakmauan belajar. Kata “disability” diterjemahkan “kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar. Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu kesulitan dan belajar. Sebelum dikemukakan makna kesulitan belajar perlu dijelaskan pengertian belajar dan kesulitan itu sendiri. Seseorang dikatakan telah belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan tertentu. Dengan kata lain, belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui proses tertentu. Sedangkan kesulitan berarti kesukaran, kerumitan, dan keadaan atau sesuatu yang sulit, atau dengan kata lain kesulitan merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih baik untuk mengatasi gangguan tersebut. Anak yang mengalami kesulitan belajar merupakan anak yang memiliki gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan,berfikir,berbicara,membaca,menulis,mengeja,atau menghitung. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan,baik berbentuk sikap,pengetahuan, maupun keterampilan. Proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. B. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar dapat dilihat dengan munculnya kelainan prilaku pada anak, seperti suka berteriak di dalam kelas, suka mengusili temannya,berkelahi, membolos. Ciri anak yang sulit memusatkan perhatiannya biasanya ceeroboh, sulit berkonsentrasi, gagal menyelesaikan tugas, sulit mengatur aktivitas,menghindari tugas yang memerlukan pemikiran,kehilangan barang-barang, perhatian mudah teralih dan pelupa. Faktor yang menjadi pemicu dalam kesulitan belajar yaitu:

“Anak cacat tidak tahu diri!” Begitulah yang sering diucapkan oleh teman-temanku di sekolah. Aku bernama Dirgantara Bramudya. Aku terlahir dengan keadaan abnormal, tidak seperti anak pada umumnya. Aku diejek dan terus diejek oleh teman-temanku, mereka beranggapan aku adalah seorang anak yang tidak menguntungkan, pembawa sial dan sebagainya. Tidak seorang pun dari mereka yang mau berteman denganku, mereka semua menganggapku beban bagi mereka jika aku berteman dengan mereka. *** “Tara! Kemari. Aku punya mainan baru dari kakek.” Olika adalah salah satu teman yang mau berteman denganku, ia tidak pernah mempermasalahkan keadaanku, ia mengatakan jika berteman tidak boleh menilai kekurangan teman, namun menyayangi dia apa adanya. Kalau bisa memberi semangat yang lebih untuknya. “Untuk apa kamu memanggilku?” kata-kata itu aku tulis pada secarik kertas, Olika membacanya dan kemudian berbicara,”Aku mau pamer mainan baruku Dir, kakek baru tiba dari Eropa, dan ia memberiku mainan ini, kamu suka gak?” Olika menaikkan bibirnya. Cantik sekali rasanya melihatna tersenyum. Olika adalah gadis yang beruntung, ia tidak sama denganku, ia bisa menyulam, berbicara, bahkan menyanyi. Aku hanya bisa mengiringi musik tatkala ia menyanyi. Aku hanya bisa memainkan alat musik tanpa mampu mengeluarkan suara dari bibirku sendiri, mustahil aku akan bisa menyanyi, sebuah mukjizat jika aku bisa menyanyikan lagu dengan suaraku sendiri. “Olika, bodoh sekali kamu mau berteman dengan patung ini! Ia kan cacat bodoh! Sudah seharusnya kamu menjauhinya, nanti kamu cacat juga seperti dia,” Supija menghampiri kami dan menginaku. Sakit sekali rasanya hati ini mendenngar hinaan dari Ija, sangat sakit batinku, seperti diiris sembilu. Aku ingin berlari namun aku tidak mau membuat Lika terluka, aku tau dia sangat menyayangiku sebagai temannya, tapi aku juga tidak mau karena Lika berkawan denganku, lantas ia dijauhi banyak teman di sekolah. “Eh cacat! Ngelamun lagi! Kamu tahu gak kalau anak cacat kayak kamu tuh bagusnya di dalam rumah aja, kamu tuh gak pantes keluar rumah, Dongo banget sih kamu Cat, hahahahaha.” Aku mengambil kertasku dan menuliskan sesuatu “Jangan pernah lagi kamu mengatakan aku bodoh! Mending aku masih punya harga diri!” “Apa harga diri? Diri kamiu aja gak ada harganya. Muluk-muluk lagi, Capek Dehhh!” Supija tertawa terbahak-bahak sembari mengambil mainan yang aku pegang. “Ija jangan itu mainanku!!! Lika berlari mengejar Ija. “Hayo kalau bisa, suruh aja temanmu ambil. Hahaha.” Supija berlari ke arah rumah Pak Kades. “Aku melambai-lambaikan tanganku kepada Ija agar dia mau mengembalikan mainan milik Lika, namun apa daya aku tidk kuasa menahan apa yang dilalui daritadi. Aku berusaha mengejar Ija, dan akhirnya aku berhasil menarik bajunya, aku sudah dikagetkan dengan bunyi yang tidak biasanya. Supija melempar bola ke arah rumah Pak Kades. Mendengar ada suara keras, Pak Kades segera menemui kami yang bermain di luar rumahnya, ia mendatangi kami dengan wajah merah membara. “Siapa yang melempar bola di sini?” Pak Kades memelototi kami semua. “Dia Pak! Dia yang punya bola itu Pak.” Supija menunjuk ke arahku dengan wajah yang sangar. ”Dasar nakal! Kenapa kamu berani sekali merusak jendela saya? Apa kamu bisa menggantinya? Ayahmu saja sangat disiplin dan baik sekali.” Aku merasa teriris dengan kejadian yang menimpaku ini, aku memang tidak punya ibu, tap aku bisa menjadi anak yang baik untuk semua orang walaupun aku cacat. Tak bisa mengeluarkan kata-kata bukan berarti aku tidak berarti di dalam masyarakat, aku bukan beban, aku yakin suatu hari mereka aka n menyesal karena telah mengoloku dan meremehkanku. “Bohong! Ija bohong Pak, yang melakukan itu sebenarnya bukan Tara Pak, seharusnya bapak bisa donk tahu siapa yang salah, Ija tidak mungkin kan mau mengakui kesalahannya. Tadi itu Tara berusaha mengambil minan saya dari Ija Pak, namun dia tetap bersikeras tidak memberikannya dan malah melempr bola itu ke arah jendela bapak. Coba bapak tanya yang lain kalau gak percaya. Pak Kades senyum-senyum sambil menatap langit, ia seraya berkata,”Saya sebenarnya sudah tahu siapa yang salah, saya sengaja menguji kesetiaan kawan kalian, saya percaya Tara anak yang baik dan tidak mungkin akan melakukan hal yang tidak baik seperti itu. Supija dan kawan segengnya menunduk malu, mereka pulang tanpa pamit. Ija berbalik badan ke arahku dan menunjukkan gumplan tangannya padaku. Aku hanya tersenyum melihatnya, ada rasa sedikit senang dihatiku karena ia yang disudutkan, bukan aku. Aku bergegas pamit kepada Lika dengan memberikan secarik kertas bertuliskan “Lika terima kasih ya tadi sudah membelaku, aku pulang duluan, aku takut dimarah Ayahku, besok kita bermain lagi ya, sampai jumpa di sekolah”. Olika tersenyum membaca tulisan dariku, ia menganggukan kepalanya dan berkata,”Ya, hati-hati Tara.” *** Aku melihat ayah di depan televisi sedang sibuk mmengetik, aku tidak tahu apa ang diketik olehnya, aku pergi ke dapur untuk membuatkannya segelas susu hangat, agar Ayah mengantuk dan tertidur, aku kasihan melihat ayah yang merangkap peran menjadi Ayah sekaligus ibu, pada pagi hari Ayah melakukan tugas rutinnya menggantikan peran ibu, beliau bangun jam 5 pagi, ia membangunkan aku untuk sholat subuh, selepas itu ia merendam cucian dan menggilingnya dimesin cuci, memasakkan sarapan untukku, terkadang aku membantunya menggoreng telur dadar untuk kami makan bersama. Kebiasaan ini selalu kami lakukan setiap hari. Walaupun Ayah harus pergi mengajar dan pulang sore hari, namun aku tidak pernah sedikitpun merasa kehilangan kasih sayangnya. Setiap Sabtu dan Minggu ayah selalu mengajariku bermain musik, ia mengajariku bermain piano. Ayah mengatakan piano adalah alat musik yang sangat indah dan membuat kita tenang. Dahulu ketika ibu masih bersama ayah, mereka selalu menyanyi bersama. Memang yang aku dengar ibu sangat pandai menyanyi. Bahkan pernah menjuarai kontes menyanyi pasangan dan mereka meraih juara pertama. BERSAMBUNG

Selasa, 10 April 2012

Evaluasi pembelajaran merupakan usaha-usaha terarah, terencana,dan sistematis untuk meneliti proses pembelajaran. Menurut Gronlund,2003) evaluasi dikatakan penting karena memiliki tujuan utama sebagai:
1. Feedback untuk peserta didik
2. Feedback untuk guru
3. Informasi untuk seleksi
4. Informasi untuk akuntabilitas.
Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang inovatif. Untuk mendapatkan hasil yang inovatif, maka proses yang dilakukan harus inovatif pula. Penilaian yang inovatif itu biasa dikenal dengan asesmen. Ada beberapa alasan mengapa asesmen digunakan oleh pendidik yaitu:
1. Mendiagnosis kelebihan dan kelemahan peserta didik
2. Memonitor kemajuan belajar peserta didik.
3. Memberikan grade pada peserta didik.
4. Memberikan batasan bagi efektivitas pengajaran.
5. Mengevaluasi guru.
6. Meningkatkan kualitas pengajaran.
Karena asesmen memiliki banyak jenis, maka yang umum digunakan yaitu asesmen autentik dan asesmen portofolio.
1. Asesmen Autentik.
Merupakan asesmen yang mengharuskan peserta didik menjawab dari sederet jawaban yang ada, hasil belajar yang diharapkan yaitu peserta didik dapat mengaplikasikan apa yang ia dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Asesmen ini memiliki tiga ciri utama yaitu multi kinerja, standar kualitas yang spesifik,dan adanya judgement penilaian. Sedangkan contoh dai asesmen autentik yaitu berupa computer adaptive testing, tes pilihan ganda yang diperluas,extended response,group performance,individual performance, Interview, Nontraditional test items, Observasi, Portofolio, Project, Short answer.

2. Asesmen portofolio.
Asesmen portofolio adalah asesmen yang terdiri dari kumpulan hasil karya peserta didik (bisa berasal dari asesmen autentik) yang disusun secara sistematik, sehingga menunjukkan dan membuktikan upaya, hasil, proses, dan kemajuan (progress) belajar yang dilakukan peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Dalam asesmen portofolio terdapat langkah-langkah yang hrus dilalui dalam pengimplementasiannya:
A. Tahap persiapan
• Mengidentifikasi atau menetapkan tujuan pembelajaran yang akan diases dengan asesmen portofolio.
• Menjelaskan kepada peserta didik bahwa akan dilaksanakan asesmen portofolio untuk mengases tujuan tertentu atau keseluruhan tujuan pembelajaran
• Menjelaskan bagian mana dan seberapa banyak kinerja dan hasil karya yang secara minimal harus tercantum atau disertakan dalam portofolio, dalam bentuk apa, dan bagaimana kinerja atau hasil kerja itu akan diases
• Menjelaskan bagaimana hasil karya tersebut harus disajikan
B. Tahap pelaksanaan
• Guru mendorong dan memotivasi peserta didik
• Guru melakukan pertemuan secara rutin dengan peserta didik guna mendiskusikan proses pembelajaran yang akan menghasilkan karya peserta didik, sehingga setiap langkah peserta didik dapat memperbaiki kelemahan yang mungkin terjadi
• Memberikan umpan balik secara berkesinambungan kepada peserta didik
• Memamerkan keseluruhan hasil karya yang disimpan dalam portofolio bersama-sama dengan karya keseluruhan peserta didik yang menjadi peserta mata pelajaran tersebut.

C. Tahap Penilaian.
• Menegakkan kriteria penilaian yang akan dilakukan bersama-sama atau partisipasi peserta didik.
• Kriteria yang disepakati diterapkan secara konsisten, baik oleh pengajar atau peserta didik.
• Arti terpenting dari tahap penilaian ini adalah self-assessment yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga peserta didik menghayati dengan baik kekuatan dan kelemahannya.
• Hasil penilaian dijadikan tujuan baru bagi proses pembelajaran berikutnya.


Komentar :
• Evaluasi merupakan hal yang wajib dilakukan untuk mengetahui keberhasilan seorang pendidik terhadap proses, rancangan tujuan, serta pengelolaan pembelajaran yang ia lakukan.
• Dalam proses pembelajaran memiliki beberapa model yang digunakan, tetapi harus inovatif agar tercapai proses yang inovatif.
• Proses asesmen sangat baik digunakan untuk system penilaian. Karena didalamnya memiliki beberapa tujuan yang hasilnya langsung diaplikasikan di kehidupan nyata.
• Memang sebaiknya evaluasi dilakukan oleh setiap guru, karena gurulah yang mengetahui kemampuan dari peserta didiknya.
• Fungsi utama dari evaluasi adalah untuk menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat.
• Evaluasi yang tepat dilakukan dengan kegiatan mengukur,menguji,menilai,kemudian mengevaluasi hasilnya.
Contoh evaluasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Ketika seorang guru mulai memasuki kelas, yaitu kelas 6A, sang guru memerhatikan keadaan kelas yang dimasukkinya. Ia mulai meneliti anak-anak yang memerhatikan penjelasannya apakah tidak, yang mengobrol dan yang melakukan kegiatan lainnya. Setelah melakukan itu, guru mulai memberikan penjelasan mengenai materi yang sudah ia siapkan sebelumnya. Selanjutnya sang guru memberikan si murid latihan dengan cara menjawab berkelompok dan menguji anak didiknya dengan menyuruhnya maju ke depan untuk menjawab atau membacakan hasil jawabannya. Ternyata banyak siswa yang tidak bisa menjawab soal tersebut secara individu. Setelah proses pembelajaran selesai, guru mulai menganalisis RPP yang telah ia buat, ternyata RPP yang ia buat perlu di tinjau kembali, karena metode yang di gunakan tidak tepat untuk kelas tersebut.